Kamis, 29 Oktober 2015

Jebolan Barcelona B Yang Bersinar di Klub Lain | Ball Itu Bola


Barcelona memang tidak pernah putus melahirkan pemain muda berbakat. Sebelum menunggu dipanggil tim utama pemain muda tersebut biasanya masuk di tim Barcelona B.

Barcelona B merupakan pemain cadangan dari tim utama Barcelona yang mayoritas dihuni para pemain muda. Tim ini berkiprah di kompetisi di divisi Segunda, satu kasta di bawah La Liga.

Namun tak semua pemain dari tim tersebut mendapatkan kesempatan dipanggil ke tim utama. Ada beberapa pemain jebolan Barcelona B yang justru sukses di klub lain seperti yang dilansirkan oleh Judi Online.

1. Nolito - Celta Vigo


Nolito adalah salah satu pemain yang performanya sedang menanjak di La Liga, setelah mencetak tujuh gol dan tiga assist hanya dalam sembilan pertandingan musim ini. Hal tersebut membuat sejumlah klub Premier League serta pelatih Barcelona Luis Enrique menaruh perhatian besar kepada dirinya.

Nolito, yang sudah mengoleksi empat caps internasional bersama timnas Spanyol selama setahun terakhir, menghabiskan tiga tahun di tim Barcelona B antara tahun 2008 dan 2011. Ia kemudian dijual ke Benfica setelah hanya tampil dua kali di tim Barcelona.

2. Mikel Arteta - Arsenal


Kapten Arsenal ini sempat tampil dalam 42 pertandingan di tim Barcelona B sebelum dipinjamkan ke PSG musim 2001/02 dan kemudian dijual ke Ranger di musim panas berikutnya. Ia pernah memperkuat Real Sociedad dan Everton sebelum pindah ke Emirates Stadium 2011.

Meski mempunyai kemampuan hebat namun Arteta tak pernah sekalipun dipanggil timnas senior Spanyol. Arteta yang saat ini berusia 33 tahun sedang memasuki masa akhir dalam karirnya.

3. Gerard Deulofeu - Everton


Gerard Deulofeu meninggalkan Barcelona di musim 2013/14 untuk bergabung dengan Everton secara pinjaman setelah tampil dua kali di tim senior Barca. Petualangannya di Goodison Park ternyata berjalan dengan sukses setelah mengantarkan Everton menembus Liga Europa.

Namun Deulofeu tak mampu mengulangi performa cemerlang saat dipinjamkan ke Sevilla musim lalu. Akibatnya winger 21 tahun itu gagal meyakinkan Barcelona untuk memakai jasanya lagi dan dilepas secara permanen ke Everton pada awal musim ini.

4. Iago Falque - AS Roma


Perjalanan karir Iago Falque termasuk salah satu yang paling rumit setelah meninggalkan Barcelona. Ia sudah pernah memperkuat banyak klub seperti Juventus, Villarreal (pinjaman), Tottenham, Southampton (pinjaman), Almeria (pinjaman), Rayo Vallecano (pinjaman), Genoa dan sekarang Roma diusia yang baru menginjak 25 tahun.

Kepindahan Falque menuju Genoa sangat disyukuri mengingat ia hanya satu kali tampil di Premier League setelah tiga tahun menetap di London Utara. Falque rupanya berjodoh dengan Italia setelah mencetak 13 gol untuk Genoa musim lalu dan hal tersebut membuat Roma tak ragu memboyongnya ke Olimpico di awal musim ini.

5. Roberto Trashorras - Rayo Vallecano


Trashorras sempat membuat 100 penampilan lebih di tim B Barcelona tetapi tak pernah berhasil menembus tim utama. Kemudian ia mengambil langkah kontroversi dengan pindah ke Real Madrid B pada tahun 2003.

Setelah gagal membuat terobosan di Madrid, Trashorras melambung bersama beberapa tim dari divisi La Liga dan Segunda, sebelum akhirnya menemukan rumahnya di Rayo Vallecano pada 2011. Gelandang berusia 34 tahun tersebut saat ini merupakan wakil kapten dan pemain nomor 10 di Los Vallecanos.

6. Oriol Romeu - Southampton


Klub-klub Inggris dalam beberapa tahun belakangan ini kerap membajak pemain lulusan La Masia. Contohnya Hector BellerĂ­n, Cesc Fabregas dan Gerard Pique yang bergabung dengan klub Premier League di usia yang sangat muda.

Cerita yang sama datang dari Oriol Romeu. Ia bergabung ke Chelsea di tahun 2011 dari Barcelona B dan namanya mencuat bersama Andre Villas-Boas. Setelah peluang bermain di Stamford Bridge semakin terbatas, Romeu memutuskan pindah dengan status pinjaman ke Valencia dan Stuttgart, sebelum pindah secara permanen ke Southampton di musim panas ini. Romeu kini sudah dimainkan 10 kali oleh The Saints di semua ajang kompetisi.

7. Joan Verdu - Fiorentina


Selalu menjadi andalan di Barcelona B, Joan Verdu kesulitan menembus tim utama. Akibatnya ia harus menyingkir dari Camp Nou dan mengembangkan karirnya bersama tim lain di La Liga.

Verdu sempat berlabuh di Deportivo La Coruna, Espanyol, Betis, Baniyas hingga sampai di Fiorentina. Gelandang berusia 32 tahun itu baru dimainkan empat kali di semua ajang kompetisi dan mencetak satu gol.

8. Victor Vazquez - Club Brugge


Victor Vazquez merupakan Pemain Terbaik Belgia tahun lalu. Penghargaan tersebut diraihnya setelah melihat penampilan cemerlangnya bersama Club Brugge yang finis di posisi kedua Liga Profesional Belgia dan menenangkan Piala Belgia di musim 2014/15.

Vazquez pernah menjadi andalan di Barcelona B dengan membuat 118 penampilan. Ia hijrah ke Club Brugge pada tahun 2011 setelah tak mendapat kesempatan beraksi di tim utama Barcelona.

9. Jonathan Soriano - Red Bull Salzburg


Jonathan Soriano memulai karir melalui akademi di Espanyol sebelum pindah ke Barcelona pada tahun 2009. Dari tahun 2009-2012, Soriano mampu mencetak 55 gol hanya dalam 79 pertandingan, tetapi dengan adanya pemain hebat seperti Zlatan Ibrahimovic, David Villa dan Lionel Messi tentunya sulit bagi Soriano masuk dalam rencana Josep Guardiola.

Setelah gagal menembus tim utama, Soriano pergi ke Austria untuk bergabung Red Bull Salzburg. Ternyata bomber 30 tahun itu terus produktif di depan gawang dengan mencetak 100 gol dari 113 pertandingan di liga.

10. Denis Suarez - Villarreal


Manchester City merekrut Denis Suarez pada tahun 2011. Setelah dua musim di Etihad Stadium, Barcelona memboyong Suarez dan kemudian menaruhnya di Barcelona B untuk mengembangkan kemampuannya.

Tak pernah mendapat kesempatan bermain di tim utama Barcelona, Suarez lantas dipinjamkan ke Sevilla sebagai bagian dari transfer Ivan Rakitic di musim lalu. Setelah tak punya masa depan di Camp Nou, Suarez hijrah ke Villarreal dan kini menjadi pemain reguler di El Madrigal.

11 Penendang Bebas Paling Mematikan di Eropa | Ball Itu Bola


Berikut adalah 11 penendang bebas paling mematikan di lima liga top Eropa. Daftarnya disusun oleh Master Agen Judi Bola Terpercaya berdasarkan data dan statistik Opta sejak Agustus 2012.


Cristiano Ronaldo, yang disorot karena hanya bisa mencetak dua gol dari 88 tendangan bebas terakhirnya di kancah liga, tetap masuk dalam daftar. Seperti yang juga dilansirkan oleh Bandar Agen Bola Terpercaya di Indonesia, ada di urutan berapakah sang superstar Portugal?

11. Zlatan Ibrahimovic (Paris Saint-Germain)


Jumlah pertandingan: 98
Gol tendangan bebas: 6 (satu gol per 16,3 pertandingan).

Zlatan Ibrahimovic adalah pemain dengan kemampuan yang bisa dibilang komplet. Mencetak gol lewat tendangan bebas juga termasuk satu dari sekian senjata andalan Ibracadabra.

Selain teknik dan skill tinggi serta insting gol mematikan, striker Swedia ini juga berbahaya dengan eksekusi bola-bola matinya.

Bagi Ibrahimovic, tak perlu tipuan. Dengan power-nya, kiper lawan sanggup dibuatnya tak berdaya.

10. Daniel Wass (Celta de Vigo)


Jumlah pertandingan: 113
Gol tendangan bebas: 7 (satu gol per 16,1 pertandingan).

Nama Daniel Wass mungkin masih cukup asing di La Liga. Namun, gelandang 26 tahun Denmark rekrutan musim panas Celta Vigo itu sudah memiliki reputasi sebagai spesialis tendangan bebas sejak memperkuat Evian di Ligue 1 Prancis.

Gol-gol tendangan bebas Wass cukup beragam, dari yang melengkung melewati pagar hidup hingga yang berupa drive keras ke pojok gawang dari sudut sulit.

9. Lionel Messi (Barcelona)


Jumlah pertandingan: 107
Gol tendangan bebas: 7 (satu gol per 15,3 pertandingan).

Lionel Messi pun tak bisa menghindar dari perbandingan dengan Cristiano Ronaldo bahkan untuk urusan yang satu ini.

Kemampuan sang bintang Barcelona asal Argentina dalam mengeksekusi tendangan bebas termasuk yang terbaik di La Liga. Tembakannya biasanya melengkung indah melewati pagar hidup dan melaju ke sudut yang sulit dijangkau oleh penjaga gawang.

Lawan-lawan Barcelona pun mau tak mau harus menghindari pelanggaran di sekitar area penalti, yang merupakan jarak tembak ideal bagi La Pulga.

8. Mario Balotelli (AC Milan)


Jumlah pertandingan: 77
Gol tendangan bebas: 6 (satu gol per 12,8 pertandingan).

Ya, Mario Balotelli juga masuk dalam daftar ini. Super Mario bahkan berada setingkat di atas Lionel Messi.

Para suporter Liverpool tak punya kesempatan menyaksikan kehebatan Balotelli karena striker Italia itu tenggelam selama di Anfield. Namun, begitu kembali ke AC Milan, dia tak membuang waktu untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengekseskusi tendangan bebas.

Thunderbolt ke gawang Udinese adalah salah satu buktinya.

7. Clement Grenier (Olympique Lyon)


Jumlah pertandingan: 62
Gol tendangan bebas: 5 (satu gol per 12,4 pertandingan).

Clement Grenier merupakan salah satu eksekutor free kick paling mematikan di Ligue 1 saat ini. Bersama Lyon, gelandang serang 24 tahun Prancis itu telah membuktikan kehebatannya.

Salah satu gol tendangan bebas terbaik pemain yang kerap dikaitkan dengan klub-klub Premier League Inggris tersebut adalah ketika melawan Rennes di pekan penutup musim 2012/13.

6. Cristiano Ronaldo (Real Madrid)


Jumlah pertandingan: 108
Gol tendangan bebas: 9 (satu gol per 12 pertandingan).

Ya, Cristiano Ronaldo hanya menempati peringkat enam dalam daftar ini.

Kehebatan tendangan bebas Ronaldo sudah diakui selama hampir satu dekade lebih. Namun belakangan ini, kemampuan mantan bintang Manchester United itu seolah memudar.

Meski begitu, teknik tendangan bebas sang mesin gol Real Madrid tetap termasuk sangat populer. Salah satu yang mengundang pujian adalah ketika melawan Bayern Munchen di Liga Champions seperti dalam cuplikan di bawah ini.

5. Christian Eriksen (Tottenham Hotspurs)

Jumlah pertandingan: 70
Gol tendangan bebas: 6 (satu gol per 11,7 pertandingan).

Setingkat di atas Cristiano Ronaldo adalah Christian Eriksen. Gelandang serang 23 tahun Tottenham asal Denmark ini sudah mencetak enam gol lewat tendangan bebas di Premier League sejak September 2013.

Jumlah itu lebih banyak dibandingkan pemain-pemain lain di Premier League selama periode yang sama. Teknik tendangan bebasnya diakui sebagai salah satu yang terbaik di kompetisi ini.

4. Miralem Pjanic (AS Roma)


Jumlah pertandingan: 104
Gol tendangan bebas: 9 (satu gol per 11,6 pertandingan).

Empat dari lima gol yang dicetak Miralem Pjanic dalam sepuluh penampilan awal bersama AS Roma musim ini tercipta lewat eksekusi direct free kick. Juventus, Carpi, Empoli dan Bayer Leverkusen sudah membuktikan sendiri betapa berbahayanya sang gelandang Bosnia jika dihadapkan pada bola-bola mati.

Ketika masih di Lyon, Pjanic digadang-gadang sebagai penerus Juninho Pernambucano. Berkaca pada teknik tendangan bebasnya, itu sama sekali tidak mengherankan.

Tak banyak yang sanggup membuat kiper sekelas Gianluigi Buffon sampai tidak bisa bereaksi pada tendangan bebasnya. Pjanic adalah satu dari segelintir orang tersebut.

3. Francesco Lodi (Udinese)


Jumlah pertandingan: 88
Gol tendangan bebas: 8 (satu gol per 11 pertandingan).

"Siapa?!" Mungkin pertanyaan itulah reaksi pertama dari kebanyakan orang, terutama mereka yang asing dengan Serie A. Namun, statistik menunjukkan kalau gelandang 31 tahun Italia Francesco Lodi berada di urutan tiga dalam daftar ini.

Sekarang, Lodi berseragam Udinese. Sepanjang kariernya, pemain kidal ini begitu sering dipinjamkan ke klub lain, termasuk Catania, Genoa dan Parma.

Meski begitu, Lodi tetap mendapatkan tempat spesial berkat keahliannya dalam mengeksekusi tendangan bebas. Lodi bahkan mencetak gol tendangan bebas di liga satu gol lebih banyak daripada Lionel Messi selama periode yang sama. Itu pun dengan 19 pertandingan lebih sedikit dibandingkan La Pulga.

2. Andrea Pirlo (New York City FC)


Jumlah pertandingan: 82*
Gol tendangan bebas: 11 (satu gol per 7,5 pertandingan).

Andrea Pirlo dikenal sebagai salah satu ahli set piece terkemuka di dunia sepanjang kariernya. Namun, status itu semakin tertancap sejak dia bergabung dengan Juventus.

Tendangan bebas adalah salah satu senjata andalan sang regista. Itu bukan hal yang aneh jika mengingat fakta bahwa dia memang seorang pesepakbola dengan teknik kelas dunia.

*Pertandingan di Serie A, sebelum pindah ke MLS.

1. Hakan Calhanoglu (Leverkusen)


Jumlah pertandingan: 75
Gol tendangan bebas: 11 (satu gol per 6,8 pertandingan).

Usianya baru 21 tahun, tapi Hakan Calhanoglu sudah sanggup mengibarkan nama di Eropa berkat kehebatannya dalam mengeksekusi tendangan bebas.

Pemain Bayer Leverkusen asal Turki ini telah mencetak 11 gol lewat tendangan bebas sejak memperkuat Hamburg pada awal musim 2013/14. Dari 11 gol itu, enam dia ukir bersama Leverkusen musim lalu.

Leverkusen belum pernah kalah setiap kali dia mengoyak gawang lawan dengan direct free kick yang menjadi spesialisasinya. Termasuk di antaranya adalah kemenangan 2-0 atas Bayern Munchen di akhir musim. Bahkan kiper sekelas Manuel Neuer pun tak sanggup menghentikannya.

Gianluigi Donnarumma, Pendobrak Tradisi Kiper AC Milan | Ball-Itu-Bola


Sinisa Mihajlovic melakukan sebuah perjudian besar pada laga kontra Sassuolo akhir pekan kemarin. Rossonerri yang dalam tiga pertandingan sebelumnya belum mendapat kemenangan (K2 S1) harus menghadapi salah satu tim kuda hitam Serie A, Sasuollo dengan mempercayakan posisi penjaga gawang kepada Kiper Belia, Gianluigi Donnarumma.

Keputusan untuk memainkan bocah berusia 16 tahun itu sontak menjadi gunjang-ganjing di sepakbola Italia. Salah satu penyebabnya adalah dua kiper senior Milan, Diego Lopez dan Christian Abbiati tidak dalam kondisi cedera ataupun dalam larangan bermain. Kedua sosok senior itu berada dalam kondisi siap tempur untuk bermain melawan Sassuolo.


Keputusan Miha untuk memainkan Donnarumma sebagai kiper utama Milan secara tidak langsung merubah tradisi yang sudah diusung Milan dalam beberapa dekade terakhir. Tercatat semenjak tahun 2000, AC Milan lebih mempercayakan posisi kiper utama kepada pemain veteran daripada pemain muda.

Kiper Legendaris Milan, Dida sudah berusia 27 tahun saat pertama kali membela Rossonerri sedangkan Cristian Abbiati baru benar-benar menjadi kiper utama AC Milan pada usia 29 tahun kendati sudah berada di Milan semenjak usia 21 tahun. Dengan ditunjuknya Donnaruma sebagai Kiper Utama AC Milan otomatis merubah tradisi penjaga gawang I Rossonerri.


Perjudian yang dilakukan Miha akhirnya berujung manis, karena Il Diavolo Rosso sukses menekuk Sassuolo dengan skor tipis 2-1. Diakhir pertandingan sendiri Miha menyebut bahwa alasannya menggunakan Donnarumma karena pemuda 16 tahun tersebut memiliki penampilan yang lebih baik daripada Lopez. Lantas siapa sebenarnya Gianluigi Donnaruma ini?

Pemuda 16 tahun ini merupakan produk asli akademi AC Milan. Bakatnya sebagai penjaga gawang sudah diendus oleh klub-klub top Italia, bahkan menurut penuturan ayahnya Donnarumma sudah pernah melakukan trial di Juventus dan Inter Milan.


Meski diminati oleh sejumlah klub top, Donnaruma kecil sudah mantap hanya ingin berseragam AC Milan. Impiannya untuk membela tim kota Mode tersebut terwujud di tahun 2013 saat AC Milan merekrutnya untuk bermain di tim muda mereka. Donnarumma langsung menjadi pilihan utama Filippo Inzaghi untuk menjadi kiper utama AC Milan Primavera.

Penampilan spekatakuler Donnarumma bersama AC Milan Primavera membuatnya dipanggil untuk memperkuat Timnas Italia U-17 ditahun 2014. Saat Mihajlovic mengambil alih tampuk kepemimpinan Milan dari Inzaghi, ia dibuat terpukau oleh penampilan apik Donnarumma sehingga tanpa pikir panjang pemain 16 tahun itu langsung menjadi kiper ketiga AC Milan musim ini menggantikan posisi Michael Agazzi yang dipinjamkan ke Middlesbrough.


Jika melihat pernyataan Mihajlovic yang menyebut bahwa Donnarumma memiliki penampilan yang lebih bagus daripada Diego Lopez nampaknya memang benar adanya. Dalam statistik yang dirilis oleh Agen Casino, Donnarumma memang mengungguli Lopez di beberapa aspek, sedangkan di beberapa aspek lainnya ia masih kalah dengan kiper veteran tersebut.

Yang paling terlihat mata keunggulan Donnarumma dibandingkan Lopez adalah catatan Cleansheetnya. Donnarumma sudah mengoleksi satu cleansheet dari dua pertandingannya di Serie A, sedangkan Diego Lopez belum sekalipun mengcatatkan Cleansheet dari tujuh pertandingan yang sudah ia mainkan.


Selain catatan Cleansheet, Donnarumma juga unggul di rasio punch, clearance, dan distribusian bola. Donnarumma setidaknya melakukan 0,5 clearance setiap pertandingan, sedangkan Lopez hanya melakukan 0.29 clearance per pertandingan. Akurasi distirbusi bola Donnarumma lebih akurat dimana 84% tendangannya menemui sasaran sedangkan Lopez hanya 77%.

Rata-rata kebobolan Donnarumma lebih unggul daripada Lopez, dimana kiper belia itu hanya kebobolan 0.5 gol per laga, sedangkan Lopez kebobolan 1.86 gol tiap laganya. Namun dalam catatan penyelamatan, Lopez lebih unggul daripada juniornya. Mantan kiper Real Madrid itu setidaknya melakukan 1.86 Penyelamatan tiap pertandingan, sedangkan Donnarumma hanya mencatatkan 1.5 penyelamatan tiap pertandingan.

Memang masih terlalu dini untuk menilai apakan Donnarumma memang lebih baik daripada Lopez. Akan tetapi, melihat catatan positifnya di dua pertandingan pertamanya di Serie A, pemuda 16 tahun ini memang punya masa depan yang cerah di AC Milan.