Selasa, 13 Juni 2017

3 PR Timnas Indonesia Usai Gagal Kalahkan Puerto Rico


Duel Timnas Indonesia versus Puerto Rico, Selasa (13/6/2017) di Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta, berakhir dengan hasil 0-0. Sebuah hasil yang tidak bisa dibilang bagus mengingat Timnas Garuda memiliki lebih banyak peluang emas, terutama pada babak kedua.
Berdasarkan pengamatan M. Zein Alhadad, pelatih dan mantan pemain Timnas Indonesia, Luis Milla masih memiliki empat pekerjaan rumah yang harus dikebut menjelang Kualifikasi Piala AFC U-23 2018 pada 19-23 Juli 2017 di Bangkok, Thailand.
Dari catatan statistik, penguasaan bola Timnas Indonesia memang kalah dibanding Puerto Rico, 45% berbanding 55%, namun untuk efektivitas serangan dan menciptakan peluang, Indonesia lebih baik, terutama pada babak kedua.
Hal itu dibenarkan oleh Muhammad Zein Alhadad. Ia mencatat, jika pada babak pertama Indonesia hanya memiliki dua peluang emas, pada babak kedua ada empat peluang bersih yang seharusnya bisa dioptimalkan menjadi gol. Sayang, buruknya penyelesaian akhir membuat kesempatan itu terbuang sia-sia.
"Kalau lebih tenang mungkin hasilnya akan berbeda. Penyelesaian akhir menjadi pekerjaan rumah Luis Milla yang harus segera dibenahi . Karena secara keseluruhan, sebetulnya cara main Timnas Indonesia sudah cukup bagus," tutur eks asisten pelatih Timnas U-23 tersebut.
Alhadad menambahkan, PR kedua Luis Milla adalah sektor pertahanan. Lini belakang Timnas Indonesia masih kurang solid, khususnya di babak pertama. Selain masih mudah ditembus, beberapa kali kedua sayap Puerto Rico tidak dijaga dengan baik. Terbukti mereka mampu mengirim umpan akurat ke pertahanan skuat Garuda.

Menurut Alhadad, ada empat peluang emas yang didapatkan Puerto Rico. Beruntung akurasi penyelesaian para penyerang tim lawan tak jauh berbeda. Sehingga gawang Kurnia Meiga Hermansyah tak sampai kebobolan.
Luis Milla juga memiliki PR ketiga soal kesalahan mendasar yang dilakukan para pemain. "Salah membuang bola, passing yang tak akurat. dan transisi dari menyerang ke bertahan yang kurang bagus. Meski tampak sepele, beberapa hal itu kerap merepotkan pertahanan Indonesia," ujar pelatih Persida Sidoarjo (klub Liga 2 2017) ini.
Penampilan Timnas Indonesia di mata Alhadad jauh lebih berkembang pada babak kedua. Formasi 4-2-3-1 yang diusung Luis Milla tampak berjalan lebih baik. Selain aliran bola lebih lancar, serangan yang dilakukan Indonesia lebih bervariasi.
Determinasi ke jantung pertahanan Puerto Rico juga lebih tajam. Jika pada babak pertama kinerja kedua sayap skuat Garuda belum maksimal, pada babak kedua lebih hidup. Luis Milla menurunkan kombinasi Febri Hariyadi dan Yabes Roni menggantikan Saddil Ramdani dan Marinus Wanewar.
Umpan-umpan terobosan maupun kerja sama satu-dua sentuhan di depan kotak penalti lawan juga sudah berjalan dengan baik. Kedua sayap yang di babak pertama tidak maksimal, di babak kedua sudah lebih bagus.
Selain itu, Alhadad menilai transisi serta kombinasi permainan yang dipertontonkan Timnas Indonesia juga lebih rapi. "Sayang, lagi-lagi eksekusinya yang kurang bagus. Luis Milla harus memoles penyelesaian akhir anak-anak agar di pertandingan berikutnya bisa lebih baik," terang eks pelatih Persija dan pelatih terbaik Copa Indonesia 2009 ini.

sumber http://www.bola.com

Related Posts

3 PR Timnas Indonesia Usai Gagal Kalahkan Puerto Rico
4/ 5
Oleh